pengambilan keputusan
MAKALAH
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Mata
Kuliah :
PENGANTAR MANAJEMEN
Dosen
Pembimbing : DEDY WIJAYA
KUSUMA, ST. M.Pd.
Kelas : M16A
Di
Susun Oleh
Kelompok
4
PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS KANJURUHAN MALANG
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT
yang atas rahmat, hidayah, dan inayah-Nya sehingga kami mampu menyelesaikan
makalah yang berjudul Pengambilan
Keputusan.
Ucapan
terima kasih ditunjukan kepada Bapak Dosen DEDY WIJAYA KUSUMA, ST. M.Pd. Selaku
Dosen pembimbing yang telah membimbing penyusunan Makalah ini dari awal sampai
akhir. Ucapan terima kasih ditunjukan teman-teman yang sudah bersedia membantu
selama penyusunan hingga terselesaikannya Makalah ini, baik secara langsung
maupun tidak langsung.
Kami
berharap Makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dalam memahami Pengambilan
Keputusan. Dalam segala hal sesuatu pasti memiliki celah yang masih menjadi
tugas kami, sehingga kritik dan saran dari pembaca sangat penulis butuhkan demi
penyempurnaaan Makalah ini untuk waktu yang akan datang
Malang,
19 Oktober 2016
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman
Judul.............................................................................................. 1
Kata
Pengantar ............................................................................................. 2
Daftar
Isi....................................................................................................... 3
BAB
I Pendahuluan
1.1
Latar Belakang ....................................................................................... 4
1.2
Rumusan masalah................................................................................... 6
1.3
Tujuan .................................................................................................... 7
BAB II Pembahasan
2.1
Definisi Pengambilan Keputusan .......................................................... 8
2.2
Dasar-dasar Pengambilan Keputusan .................................................... 9
2.3
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan ............... 11
2.4
Proses Pengambilan Keputusan ............................................................ 14
2.5
Pengambilan Keputusan dalam Organisasi Sederhana ........................ 15
BAB
III Penutup
3.1
Kesimpulan .......................................................................................... 17
3.2
Saran ..................................................................................................... 17
DAFTAR RUJUKAN .............................................................................. 18
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Mengambil
keputusan secara aktif memberikan suatu tingkat pengendalian atas kehidupan
sipengambil keputusan. Pilihan-pilihan yang diambil sebenarnya membantu dalam
penentuan masa depan. Namun demikian, pengambilan keputusan secara keliru dapat
saja lebih buruk dari pada tidak mengambil keputusan sama sekali. Untuk
memainkan suatu peranan yang aktif dalam menentukan pilihan untuk masa depan,
sipengambil keputusan hendaklah memilih pilihan yang tepat dari beberapa
alternatif yang ada. Hampir setiap saat manusia membuat atau mengambil
keputusan dan melaksanakannya, yang tentu keputusan itu di landasi asumsi bahwa
segala tindakan merupakan pencerminan hasil proses pengambilan keputusan secara
sadar atau tidak. Tidak jarang pula dalam mengambil keputusan sering digunakan
konsep peluang untuk pengambilan keputusan dalam kehidupan sehari-hari. Secara
umum dapat dikatakan bahwa mengambil atau membuat keputusan berarti memilih
satu diantara sekian banyak alternatif. Dalam menentukan alternatif tersebut
harus diketahuinya informasi sebagai nilai tambah dalam pengambilan keputusan.
Apabila informasi yang cukup dapat dikumpulkan guna memperoleh suatu
spesifikasi dari setiap alternatif, sehingga dengan mudah menentukan pilihan
terhadap alternatif tersebut. Tetapi jika data atau informasi tidak ada, maka
timbulnya ketidakpastian dalam pengambilan keputusan.
Faktor
ketidakpastian tersebut akan menimbulkan resiko atau kerugian bagi sipengambil
keputusan. Sehingga sipengambil keputusan tidak yakin terhadap alternatif yang
tersedia dalam memilih alternatif tersebut. Sipengambil keputusan akan bingung
atau bahkan tidak memilih atau memilih alternatif yang akan merugikan bagi
sipembuat keputusan. Akibat faktor ketidakpastian ini yang sering muncul yang
tidak dapat dipisahkan dalam pengambilan keputusan yang menimbulkan kesukaran
dalam pengambilan keputusan.
Dalam
pengambilan keputusan adalah penting untuk memilih atau mengambil suatu
keputusan berdasarkan perhitungan atau kriteria tertentu. Dengan adanya
perhitungan dalam menangani masalah ketidakpastian dalam pengambilan keputusan
akan mempermudah dalam pemilihan alternatif. Sehingga dapat diketahui nilai
peluang untuk mendapatkan beberapa alternatif yang ada, yang akan dipilih.
Perhitungan peluang dari beberapa alternatif, akan mengurangi tingkat resiko
yang akan diambil oleh pembuat keputusan. Pembuat keputusan akan memilih
alternatif yang tepat dalam pengembangan usahanya atau produksinya. Dan akan
mengurangi resiko dan menambah nilai pendapatan yang akan diperoleh dengan
pemilihan alternatif tersebut. Pengambilan keputusan diperlukan pada semua
tahap kegiatan administrasi dan manajemen. Misalnya, dalam tahap perencanaan
diperlukan banyak kegiatan pengambilan keputusan sepanjang proses perencanaan
tersebut. Keputusan- keputusan yang diambil dalam proses perencanaan ditujukan
kepada pemilihan alternatif program dan prioritasnya.
1.2
RUMUSAN MASALAH
1. Pengertian
Pengambilan Keputusan dalam Manajemen ?
2. Apa
Dasar-Dasar dalam Pengambilan Keputusan ?
3. Apa
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan ?
4. Bagaimana
Proses Pengambilan Keputusan ?
5. Pengambilan
Keputusan dalam Organisasi Sederhana ?
1.3 TUJUAN
1. Untuk
mengetahui apa yang dimaksud dengan pengambilan keputusan
2. Untuk
mengetahui apa saja dasar-dasar dalam pengambilan keputusan
3. Untuk
dapat mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi pengambilan
keputusan
4. Untuk
dapat mengetahui bagaimana proses pengambilan keputusan
5. Untuk
mengetahui bagaimana pengambilan keputusan dalam organisasi sederhana
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
DEFINISI
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Keputusan adalah hasil pemecahan masalah yang
dihadapinya dengan tegas. Hal itu berkaitan dengan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan
mengenai “apa yang harus dilakukan” dan seterusnya mengenai unsur-unsur
perencanaan. Dapat juga dikatakan bahwa keputusan itu sesungguhnya merupakan
hasil proses pemikiran yang berupa pemilihan satu diantara beberapa alternatif
yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang dihadapinya.
Keputusan itu sendiri merupakan unsur kegiatan
yang sangat vital. Jiwa kepemimpinan seseorang itu dapat diketahui dari
kemampuan mengatasi masalah dan mengambil keputusan yang tepat. Keputusan yang
tepat adalah keputusan yang berbobot dan dapat diterima bawahan. Ini biasanya
merupakan keseimbangan antara disiplin yang harus ditegakkan dan sikap
manusiawi terhadap bawahan. Keputusan yang demikian ini juga dinamakan
keputusan yang mendasarkan diri pada human relations.
Setelah pengertian keputusan disampaikan,
kiranya perlu pula diikuti dengan
pengertian tentang “pengambilan keputusan”. Ada beberapa definisi
tentang pengambilan keputusan, dalam hal ini arti pengambilan keputusan sama
dengan pembuatan keputusan, misalnya Terry,
definisi pengambilan keputusan adalah pemilihan alternatif perilaku dari dua
alternatif atau lebih ( tindakan pimpinan untuk menyelesaikan masalah yang
dihadapi dalam organisasi yang dipimpinnya dengan melalui pemilihan satu
diantara alternatif-alternatif yang dimungkinkan).
Menurut Siagian
pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan terhadap hakikat suatu masalah,
pengumpulan fakta-fakta dan data, penentuan yang matang dari alternatif yang
dihadapi dan pengambilan tindakan yang menurut perhitungan merupakan tindakan
yang paling tepat.
Dari kedua pengertian diatas maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa keputusan itu diambil dengan sengaja, tidak secara
kebetulan, dan tidak boleh sembarangan. Masalahnya terlebih dahulu harus
diketahui dan dirumuskan dengan jelas, sedangkan pemecahannya harus didasarkan
pemilihan alternatif terbaik dari alternatif yang ada.
2.2
DASAR-DASAR
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
1. Pengambilan
Keputusan Berdasarkan Intuisi
Keputusan yang
diambil berdasarkan intuisi atau perasaan lebih bersifat subjektif yaitu mudah
terkena sugesti, pengaruh luar, dan faktor kejiwaan lain. Sifat subjektif dari
keputusan intuisi ini terdapat beberapa keuntungan, yaitu :
·
Pengambilan keputusan oleh satu pihak
sehingga mudah untuk memutuskan.
·
Keputusan intuisi lebih tepat untuk
masalah-masalah yang bersifat kemanusiaan.
Pengambilan
keputusan yang berdasarkan intuisi membutuhkan waktu yang singkat Untuk
masalah-masalah yang dampaknya terbatas, pada umumnya pengambilan keputusan
yang bersifat intuisi akan memberikan kepuasan. Akan tetapi, pengambilan
keputusan ini sulit diukur kebenarannya karena kesulitan mencari pembandingnya
dengan kata lain hal ini diakibatkan pengambilan keputusan intuisi hanya
diambil oleh satu pihak saja sehingga hal-hal yang lain sering diabaikan.
2. Pengambilan
Keputusan Rasional
Keputusan
yang bersifat rasional berkaitan dengan
daya guna. Masalah – masalah yang dihadapi merupakan masalah yang memerlukan
pemecahan rasional. Keputusan yang dibuat berdasarkan pertimbangan rasional
lebih bersifat objektif. Dalam masyarakat, keputusan yang rasional dapat diukur
apabila kepuasan optimal masyarakat dapat terlaksana dalam batas-batas nilai masyarakat
yang di akui saat itu.
3. Pengambilan
Keputusan Berdasarkan Fakta
Ada
yang berpendapat bahwa sebaiknya pengambilan keputusan didukung oleh sejumlah
fakta yang memadai. Sebenarnya istilah fakta perlu dikaitkan dengan istilah
data dan informasi. Kumpulan fakta yang telah dikelompokkan secara sistematis
dinamakan data. Sedangkan informasi adalah hasil pengolahan dari data. Dengan
demikinan, data harus diolah lebih dulu menjadi informasi yang kemudian
dijadikan dasar pengambilan keputusan.Keputusan yang berdasarkan sejumlah
fakta, data atau informasi yang cukup itu memang merupakan keputusan yang baik
dan solid, namun untuk mendapatkan informasi yang cukup itu sangat sulit.
4. Pengambilan
Keputusan Berdasarkan Pengalaman
Sering kali
terjadi bahwa sebelum mengambil keputusan, pimpinan mengingat-ingat apakah
kasus seperti ini sebelumnya pernah terjadi. Pengingatan semacam itu biasanya
ditelusuri melalui arsip-arsip pengambilan keputusan yang berupa dokumentasi
pengalaman-pengalaman masa lampau. Jika ternyata permasalahan tersebut pernah
terjadi sebelumnya, maka pimpinan tinggal melihat apakah permasalahan tersebut
sama atau tidak dengan situasi dan kondisi saat ini. Jika masih sama kemudian
dapat menerapkan cara yang sebelumnya itu untuk mengatasi masalah yang timbul.
Dalam hal tersebut, pengalaman memang
dapat dijadikan pedoman dalam menyelesaikan masalah. Keputusan yang berdasarkan
pengalaman sangat bermanfaat bagi pengetahuan praktis. Pengalaman dan kemampuan
untuk memperkirakan apa yang menjadi latar belakang masalah dan bagaimana arah
penyelesaiannya sangat membantu dalam memudahkan pemecaha masalah.
5. Pengambilan
Keputusan Berdasarkan Wewenang
Banyak
sekali keputusan yang diambil karena wewenang (authority) yang dimiliki. Setiap orang yang menjadi pimpinan
organisasi mempunyai tugas dan wewenang untuk mengambil keputusan dalam rangka
menjalankan kegiatan demi tercapainya tujuan organisasi yang efektif dan
efisien.
Keputusan
yang berdasarkan wewenang memiliki beberapa keuntungan. Keuntungan-keuntungan
tersebut antara lain :
Banyak diterimanya oleh
bawahan, memiliki otentisitas (otentik), dan juga karena didasari wewenang yang
resmi maka akan lebih permanent sifatnya.
Keputusan
yang berdasarkan pada wewenang semata maka akan menimbulkan sifat rutin dan mengasosiasikan
dengan praktik diktatorial. Keputusan berdasarkan wewenang kadangkala oleh
pembuat keputusan sering melewati permasahan yang seharusnya dipecahkan justru
menjadi kabur atau kurang jelas.
2.3
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Menurut John D.Miller dalam Imam
Murtono (2009) faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam menjelaskan
faktor-faktor yang berpengaruh dalam pengambilan keputusan adalah jenis kelamin
pria atau wanita, peranan pengambilan keputusan, dan keterbatasan kemampuan.
Dalam
pengambilan suatu keputusan individu dipengaruhi oleh tiga faktor utama yaitu
nilai individu, kepribadian, dan kecenderungan dalam pengambilan resiko.
Pertama,
nilai individu pengambil keputusan merupakan keyakinan dasar yang digunakan
seseorang jika ia dihadapkan pada permasalahan dan harus mengambil suatu
keputusan. Nilai-nilai ini telah tertanam sejak kecil melalui suatu proses
belajar dari lingkungan keluarga dan masyarakat. Dalam banyak keadaan individu
bahkan tidak berfikir untuk menyusun atau menilai keburukan dan lebih ditarik
oleh kesempatan untuk menang.
Kedua,
kepribadian. Keputusan yang diambil seseorang juga dipengaruhi oleh faktor
psikologis seperti kepribadian. Dua variabel utama kepribadian yang berpengaruh
terhadap keputusan yang dibuat, seperti ideologi versus kekuasaan dan emosional
versus obyektivitas. Beberapa pengambil keputusan memiliki suatu orientasi ideologi
tertentu yang berarti keputusan dipengaruhi oleh suatu filosofi atau suatu
perangkat prinsip tertentu. Sementara itu pengambil keputusan atau orang lain
mendasarkan keputusannya pada suatu yang secara politis akan meningkatkan
kekuasaannya secara pribadi.
Ketiga,
kecenderungan terhadap pengambilan resiko. Untuk meningkatkan kecakapan dalam
membuat keputusan, perawat harus membedakan situasi ketidakpastian dari situasi
resiko, karena keputusan yang berbeda dibutuhkan dalam kedua situasi tersebut.
Ketidakpastian adalah kurangnya pengetahuan hasil tindakan, sedangkan resiko
adalah kurangnya kendali atas hasil tindakan dan menganggap bahwa si pengambil
keputusan memiliki pengetahuan hasil tindakan walaupun ia tidak dapat
mengendalikannya. Lebih sulit membuat keputusan dibawah ketidakpastian
dibanding dibawah kondisi bahaya. Di bawah ketidakpastian si pengambil
keputusan tidak memiliki dasar rasional terhadap pilihan satu strategi atas
strategi lainnya.
Adapun
faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan secara umum adalah :
1. Posisi
atau kedudukan. Dalam mengambil suatu keputusan posisi atau kedudukan sangat
menentukan yaitu apakah posisi seseorang itu masuk ke dalam pembuat keputusan
(decision maker), penentu keputusan (decision taker) atau karyawan (staff)
karena dari penentuan posisi inilah kemudian dapat ditentukan bagian apa yang
harus dikerjakan pada posisinya masing-masing sehingga keputusan yang diambil
bisa tepat.
2. Masalah.
Masalah merupakan suatu penghalang untuk tercapainya suatu tujuan, jadi dalam
mengambil suatu keputusan harus benar-benar dipahami masalah yang sedang
dihadapi sehingga kita bisa mengambil keputusan yang tepat dan juga suatu
tujuan dapat tercapai.
3. Situasi.
Situasi merupakan keseluruhan faktor-faktor dalam keadaan yang berkaitan satu
sama lain dan yang secara bersama-sama memancarkan pengaruh terhadap kita
beserta apa yang hendak kita perbuat.
4. Kondisi.
Kondisi adalah keseluruhan dari faktor-faktor yang secara bersama-sama
menentukan daya gerak, daya berbuat atau kemampuan kita. Sebagian besar
faktor-faktor tersebut merupakan sumber daya-sumber daya.
5. Tujuan.
Tujuan yang hendak dicapai baik tujuan perorangan, tujuan unit (kesatuan),
tujuan organisasi, maupun tujuan usaha yang pada umumnya telah ditentukan.
Tujuan yang ditentukan dalam pengambilan keputusan merupakan tujuan antara atau
objektif.
Adapun
dalam referensi lain pengambilan keputusan yang dipengaruhi oleh faktor-faktor
personal adalah :
a. Kognisi,
artinya kualitas dan kuantitas pengetahuan yang di miliki. Misalnya ; kemampuan
menalar, memiliki kemampuan berfikir secara logis, dll.
b. Motif,
suatu keadaan tekanan dalam diri individu yang mempengaruhi, memelihara dan
mengarahkan prilaku menuju suatu sasaran.
c. Sikap,
Bagaimana keberanian kita dalam mengambil risiko keputusan, pemilihan suasana
emosi dan waktu yang tepat, mempertimbangkan konsekuensi yang mungkin terjadi.
Dan
adapun faktor lain dalam pengambilan keputusan adalah :
1.
Fisik
Berdasarkan
apa yang dialami pada tubuh, seperti rasa tidak nyaman, atau kenikmatan. Ada kecenderungan
menghindari tingkah laku yang menimbulkan rasa tidak senang, sebaliknya memilih
tingkah laku yang memberikan kesenangan.
2.
Emosional
Didasarkan
pada perasaan atau sikap. Orang akan bereaksi pada suatu situasi secara
subjective.
3.
Rasional
Didasarkan
pada pengetahuan orang-orang mendapatkan informasi, memahami situasi dan
berbagai konsekuensinya.
4.
Praktikal
Didasarkan
pada keterampilan individual dan kemampuan melaksanakan. Seseorang akan menilai
potensi diri dan kepercayaan dirinya melalui kemampuanya dalam bertindak.
5.
Interpersonal
Didasarkan
pada pengaruh jaringan sosial yang ada. Hubungan antar satu orang keorang
lainnya dapat mempengaruhi tindakan individual.
6.
Struktural
Didasarkan
pada lingkup sosial, ekonomi dan politik. Lingkungan mungkin memberikan hasil
yang mendukung atau mengkritik suatu tingkah laku tertentu.
7.
Adanya tekanan Dari Luar
Adanya
pengaruh tekanan dari luar merupakan suatu proses yang dapat mempengaruhi
pengambilan keputusan, dikarenakan proses cepat atau lambatnya pembuat
keputusan tergantung dari banyaknya tekanan diterima.
8.
Adanya pengaruh kebiasaan lama atau
sifat-sifat pribadi
Faktor
sifat yang baik maupun tidak baik yang ada dalam diri seorang pembuat
keputusan, merupakan hal yang dapat mempengaruhi keputusannya tersebut
9. Pengaruh
dari kelompok lain
Kelompok lain juga
dapat mempengaruhi suatu keputusan dikarenakan kelompok atau organisasi
tersebut mempunyai keputusan yang dapat dipertimbangkan oleh pemimpin
organisasi lain dalam menyikapi masalah dan pengaruh kelompok lain ini juga
dapat menjatuhkan organisasi serta mementingkan kepentingan kelompok tersebut.
10. Faktor
pengalaman
Faktor pengalaman seorang pembuat
keputusan adalah hal yang sangat penting, karena banyaknya pengalaman orang
tersebut maka ia akan berani dalam menentukan keputusan. Hal ini juga berkaitan
terhadap keahlian yang dimiliki oleh pemimpin atau anggota karena pengalaman
yang pernah dialaminya
2.4
PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN
·
Pendekatan yang interdisipliner
Proses pengambilan
keputusan tidak bisa dilihat sebagai suatu tindakan tunggal dan tidak sebagai
suatu tindakan yang Seragam yang berlaku untuk semua keadaan serta dapat
digunakan oleh pengambil keputusan yang berbeda dengan tingkat efektifitas yang
sama. Proses pengambilan keputusan terdiri dari berbagai ragam keterampilan dan
pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman dalam kehidupan berorganisasi.
·
Proses yang sistematis.
Suatu proses logis yang
melibatkan pengambilan langkah-langkah secara berturut atau sekuensial dengan
merinci proses tersebut menjadi bagian-bagian yang lebih kecil (pendekatan
atomik). Pendapat lain mengatakan proses pengambilan keputusan menyangkut
dengan naluri, daya pikir, dan serangkaian metode intuitif yang keseluruhannya
dirangkum yang menjadi suatu kreatifitas (pendekatan holistik).
·
Proses berdasarkan informasi
Pengambilan keputusan
tanpa informasi berarti menghilangkan kesempatan belajar secara adaptif.
Seorang manajer harus memiliki pengetahuan yang memadai tentang Informatika
untuk pengambilan keputusan yang efektif serta harus menuntut agar tersedia
baginya informasi yang memenuhi persyaratan kemutakhiran, kelengkapan, dapat
dipercaya dan disajikan dalam bentuk yang tepat.
·
Memperhitungkan faktor-faktor
ketidakpastian.
Betapa pun telitinya
perkiraan keadaan, dalamnya kajian terhadap berbagai alternatif, tetap tidak
ada jaminan bebas dari resiko ketidakpastian. Untuk itu pengambilan keputusan
harus dapat Memperhitungkan probabilitas (kemungkinan) keberhasilan atau
kekurang-berhasilan pelaksanaan suatu keputusan.
·
Diarahkan pada tindakan nyata.
Mengambil suatu
tindakan harus dapat ditentukan secara pasti, kapan pemecahan berakhir dan
proses pengambilan keputusan dimulai. Masalah dan sasaran sering mempunyai
siklus pertumbuhan dan penyusutan, demikian juga faktor-faktor yang
mempengaruhi. Hal tersebut harus dikenali secara tepat karena akan sangat
mempengaruhi keputusan untuk bertindak atau tidak bertindak.
2.5
PENGAMBILAN
KEPUTUSAN DALAM ORGANISASI SEDERHANA
Biasanya
permasalahan yang dihadapi oleh organisasi sederhana adalah masalah strategis
(permasalahan penting, siasat supaya tidak mati terjepit oleh organisasi lain),
dan langsung pada permasalahan organisasi atau permasalahan kerja. Manajer
organisasi sederhana yang masih kecil menghadapi permasalahan penting berupa
tenaga kerja. Masalah strateginya meliputi wilayah lingkungan gerak dan wilayah
operasi. Dengan demikian, permasalahan utamanya adalah permasalahan hubungan
dengan pihak yang dapat memberikan dukungan kepada manajer dalam menghadapi
pesaingnya. Dari segi pengambilan keputusan permasalahan tersebut tidak dapat
ditelaah secara kuantitatif karena karakteristik lebih bersifat personal atau
hubungan antar pribadi. Adapun pada taraf operasional terletak masalah yang
cukup beraneka ragam.
Untuk
mempermudah pekerjaan dan tugas terutama dari segi menghadapi permasalahan dan
pengambilan keputusan harus dibuat sistem kerja yang paling sesuai dengan
realitas dan tidak kontraktif dengan bagian atau sistem kerja instansi lain
yang harus mengadakan kontrak kerja sama. Sistem kerja tersebut harus merupakan
sistem yang dikembangkan melalui klasifikasi dari tipe keputusan yang harus
diambil beserta teknik pengambilan keputusan yang hendak digunakan.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Dari paparan atau penjelasan di atas, maka penulis
dapat menyimpulkan diantaranya adalah :
Keputusan adalah cara bertindak yang dipilih oleh
manajer untuk mencapai sasaran dan pemecahan masalah.
Pengambilan keputusan yang baik merupakan bagian
vital dari manajemen yang baik karena setiap keputusan yang diambil akan
menentukan bagaimana sebuah organisasi dapat mencapai tujuan.
Dalam hal ini pengambilan keputusan, terdapat cara,
langkah, serta metode yang digunakan sehingga pengambilan keputusan merupakan
langkah akhir dalam fungsi manajemen (perencanaan) sebagai petunjuk
langkah-langkah selanjutnya.
3.2
Saran
Dalam pengambilan keputusan dalam manjemen, kita
perlu mempelajari beberapa aspek yang sudah kami susun dalam Pembahasan makalah
ini, kita semua pasti tidak menginginkan keputusan yang kita ambil adalah
keputusan yang bisa membuat kita menyesal di kemudian hari. Untuk itu dalam
makalah ini sangat perlu dan dibutuhkan oleh semua orang khususnya mahasiswa
yang masih memerlukan ilmu dan pengetahuan dalam pengambilan untuk menentukan
kehidupan dimasa yang akan dating agar menjadi manusia yang lebih baik.
DAFTAR RUJUKAN
Kasim,
Azhar. Teori Pembuatan Keputusan.
Jakarta : Lembaga Penerbit FE UI. 1995
Syamsi,
Ibnu. Pengambilan Keputusan (Decision
Making). Jakarta : Bina Aksara.
1989
www.antaranews.com diakses
Senin, 16 November 2009
http://juniarwibisana.blogspot.co.id/2015/05/makalah-manajer-dan-pengambilan.html
Izin copas
BalasHapussiap gak papa
HapusIzin copas kak
BalasHapusIya silahkan kak
Hapus